Beranda

Selasa, 03 November 2015

ANALISIS MATERI PAI KELAS VIII SMP KTSP

ANALISIS MATERI PAI KELAS VIII SMP KTSP
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ini merupakan amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam di sekolah umum seperti SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas enam bagian materi  pelajaran, yaitu: Al-Qur’an, Hadis, Akidah, Akhlak, Pendidikan Agama Islam, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing materi pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus diajarkan dan diterapkan dalam institusi pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi Islam sebagai sarana mewujudkan tujuan pendidikan, membentuk manusia yang mengerti akan syari’at agama Islam. Dengan adanya kurikulum pendidikan Pendidikan Agama Islam peserta didik diharapkan mengetahui dan memahami serta mengaplikasikan ilmu-ilmu Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pendidikan Agama Islam

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul  dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
           
B.  Tujuan
Pendidikan Agama Islam di SMP  bertujuan untuk:
1.                  Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
2.                  Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama  dan berakhlak mulia  yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Selain itu, Tujuan pendidikan Agama Islam adalah “membentuk kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam.” (Zuhairini dkk, 1995: 159). Sedangkan dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs (2003: 2) disebutkan bahwa: “Pendidikan Agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi”.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok ajaran agama Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1.        Mengetahui dan memahami pokok-pokok ajaran Islam yang berkaitan dengan keimanan atau akidah, Akhlak, al qur’an, sunnah nabi, fiqih, dan sejarah kebudayaan islam
2.        Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan ajaran  Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan syariat Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs (2003: 2) dapat disebutkan sebagai berikut:
1.      Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2.      Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.
3.      Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisikdan social melalui Pendidikan Agama Islam.
4.      Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.
6.      Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

B.     Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1.                  Al Qur’an dan Hadits
2.                  Aqidah
3.                  Akhlak
4.                  Fiqih
5.                  Tarikh dan Kebudayaan Islam.
C.    Struktur Kurikulum 2006 tingkat SMP dan analisis SK dan KD
Dalam Struktur Kurikulum PAI SMP KTSP 2006, alokasi waktu untuk pendidikan agama Islam adalah 2 jam pelajaran per minggu dan berlaku untuk kelas VII, VIII dan IX (SMP).
ANALISIS KURIKULUM BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN  KOMPETENSI DASAR(KD) PAI SMP
1.      ASPEK AL-QUR’AN & HADIST
SKL MaPel PAI
KLS/
SMT
SK
KD
KET.
Al-Qur’an
1.    Menerapkan tata cara membaca Al-qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “Al”- Syamsiyah dan “Al”- Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf

VII/1

1.Menerapkan Hukum bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah



1.1  Menjelaskan hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.2  Membedakan  hukum bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah
1.3   Menerapkan bacaan bacaan ”Al” Syamsiyah dan ”Al”Qomariyah  dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar

Tekanan pada tata cara baca al-qur’an
Tidak menunjukkan kompetensi untuk
Memahamai isi bacaan
Menerima kandungan isi bacaan
Menjadikanpedoman hidup isi bacaan
2.    
VII/2
Al-Qur’an
2.   Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati


1.1. Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
1.2. Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
1.3.  Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.

3.
VIII/1
Al-Qur’an
3. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra


1.1. Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra
1.2. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra  dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar.

4.
VIII/2
Al-Qur’an
2.           Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf

2.1. Menjelaskan hukum bacaan mad dan waqaf
2.2. Menunjukkan contoh hukum bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an
2.3. Mempraktikkan bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an

5.
IX/1
Al-Qur’an dan Al-Hadits
3.Memahami Ajaran Al Qur’an surat At-Tin

3.1. Membaca QS At-Tin dengan tartil
3.2. Menyebutkan arti QS At-Tin
3.3.  Menjelaskanmakna QS AtTin
KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
TIDAK TERUMUSKAN DALAM SKL-MP
6.

4.Memahami Ajaran   Al – Hadits tentang menuntut ilmu
4.1.  Membaca hadits tentang menuntut ilmu
4.2.   Menyebutkan arti Hadits tentang menuntut ilmu
4.3.  Menjelaskan makna menuntut ilmu seperti dalam Al-Hadits
KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
TIDAK TERUMUSKAN DALAM SKL-MP
7.
IX/2
Al-Qur’an dan Al Hadits
7. Memahami Al-Qur’an surat Al-Insyirah

7.1.Menampilkan bacaan QS Al-Insyirah dengan tartil dan benar
7.2.Menyebutkan arti QS Al-Insyirah
7.3. Mempraktikkan perilaku dalam bekerja selalu berserah diri kepada Allah seperti dalam QS Al-Insyirah 
KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
TIDAK TERUMUSKAN DALAM SKL-MP
8.

8.Memahami Ajaran   Al – Hadits tentang kebersihan

8.1.Membaca hadits tentang kebersihan
8.2.Menyebutkan arti hadits tentang kebersihan
8.3.  Menampilkan perilaku bersih seperti dalam hadits
KEMAMPUAN HASIL BELAJAR
TIDAK TERUMUSKAN DALAM SKL-MP
2.   ASPEK AQIDAH
SKL MP PAI
KLS/ SMT
SK
KD
KET.
1. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna
VII/1
Aqidah
1.Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya


1.1  Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
1.1.Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
1.2.Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
1.3.Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
TEKANAN PADA KARAKTRISTIK MATERI KEMAMPUAN BACA ALQUR’AN BELUM PADA PENGAMALAN NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM BACAAN.
2.     

2.Memahami Asmaul Husna

2.1.Menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
2.2.  Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna

3.     
VII/2
Aqidah
3.Meningkatkan keimanan kepada Malaikat

3.1. Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
3.2. Menjelaskan tugas-tugas Malaikat

4.     
VIII/1
Aqidah
4.Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah


4.1.  Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah
4.2.  Menyebutkan nama Kitab-kitab Allah SWT yang di turunkan kepada para Rasul
4.3.  Menampilkan sikap mencintai Al-Qur’an sebagai Kitab Allah

5.     
VIII/2
Aqidah
5.Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah


5.1.  Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah
5.2.  Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah
5.3.  Meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW

6.     
IX/1
Aqidah
6.Meningkatkan keimanan kepada Hari Akhir




6.1.  Menjelaskan pengertian beriman kepada Hari Akhir
6.2.  Menyebutkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hari Akhir
6.3.  Menceritakan proses kejadian kiamat sughro dan kubro seperti terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits

7.     
IX/2
Aqidah
7.Meningkatkan keimanan kepada Qadha dan Qadhar



7.1.Menyebutkan ciri-ciri beriman kepada qadha dan qadhar
7.2.Menjelaskan hubungan antara qadha dan qadhar
7.3.Menyebutkan contoh-contoh qadha dan qadhar dalam kehidupan sehari-hari
7.4.Menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan qadha dan qadhar.


3.   ASPEK AKHLAK
SKL MP PAI
KLS/ SMT
SK
KD
KET.
1. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasamuh dan  menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah
VII/1
Akhlak
1.Membiasakan perilaku terpuji


1.1.Menjelaskan pengertian tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
1.2.  Menampilkan contoh-contoh perilaku  tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar
1.3.  Membiasakan perilaku tawadhu, ta’at, qana’ah dan sabar

Baru pada pengetahuan belum pada pengamalan, sebatas menyebutkan contoh –contoh Perlu tindakan nyata
2.
VII/2
Akhlak
2. Membiasakan perilaku terpuji



2.1.Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet dan teliti
2.2.  Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti
2.3.  Membiasakan perilaku kerja keras,  ulet, tekun dan teliti

3.
VIII/1
Akhlak
3.Membiasakan perilaku terpuji



3.1.  Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakkal
3.2.  Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakkal
3.3.   Membiasakan perilaku zuhud dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.

4.

4.Menghindari perilaku tercela




4.1.  Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
4.2.  Menyebutkan contoh - contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
4.3.  Menghindari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.

5.
VIII/2
Akhlak
5.Membiasakan perilaku terpuji

5.1.   Menjelaskan adab makan dan minum
5.2.   Menampilkan contoh adab makan dan minum
5.3.   Memperaktekkan adab makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari

Sebatas etika makan-minum tidak memberi makan minum kepada orang lain
6.

6.Menghindari Perilaku tercela




6.1.   Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik
6.2.   Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik
6.3.   Menghindari perilaku pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari
Upaya menghindari tidak memberi solusi
7.
IX/1
Akhlak
7.Membiasakan perilaku terpuji



7.1.  Menjelaskan pengertian qana’ah dan tasamuh
7.2.  Menampilkan contoh perilaku qana’ah dan tasamuh
7.3.  Membiasakan perilaku qana’ah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari.

Disuruh menerima saja tidak disuruh mencari untuk mendapatkan
8.
IX/2
Akhlak
8.Menghindari perilaku tercela


8.1.   Menyebutkan pengertian takabbur
8.2.   Menyebutkan contoh-contoh perilaku  takabbur
8.3.   Menghindari perilaku takabbur dalam kehidupan sehari-hari
Upaya menghindari saja tidak ada solusi
4.   ASPEK FIQIH
SKL MP PAI
KLS/ SMT
SK
KD
KET.
1.  Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat
VII/1
Fiqih
1. Memahami ketentuan – ketentuan thaharah (bersuci)

1.1.Menjelaskan ketentuan –ketentuan mandi wajib
1.2.  Menjelaskan perbedaan hadas dan najis

Bersifat kognitif belum afektif apalagi psikomotorik
2.     

2. Memahami tatacara shalat 
2.1.  Menjelaskan ketentuan –ketentuan shalat wajib
2.2.  Memperaktikkan shalat wajib

3.     

3. Memahami tatacara shalat jamaah dan munfarid (sendiri)

3.1.  Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid
3.2.  Memperaktikkan shalat jama’ah dan shalat munfarid

4.     
VII/2
Fiqih
4.Memahami tatacara shalat Jum’at

4.1.Menjelaskan ketentuan – ketentuan shalat jum’at
4.2.   Mempraktekkan shalat jum’at

Memahami tatacara belum mengambil nilai-nilai yang terkandung didalamnya
5.     

5. Memahami tatacara shalat jama’ dan qashar
5.1.Menjelaskan shalat jama’ dan qashar
5.2.   Mempraktekkan shalat jama’ dan qashar

6.     
VIII/1
Fiqih
6. Mengenal tatacara shalat sunnat

6.1.  Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib
6.2.  Memperaktikkan shalat sunnat rawatib

7.     

7.Memahami macam-macam sujud



7.1.  Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
7.2.  Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah
7.3.   Memperaktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah

8.     

8.Memahami tatacara puasa


8.1.Menjelaskan ketentuan puasa wajib
8.2.  Memperaktekkan puasa wajib
8.3.  Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin – Kamis, Syawal, dan Arafah
8.4.  Memperaktikkan puasa sunnah Senin – Kamis, Syawal, dan Arafah
Inti dari puasa ada pada hikmah melaksanakan puasa itu. Bukan pada arti dan sekedar berpuasa tetapi tidak peka pada keadaan di sekitarnya, termasuk gaya hidup orang berpuasa.
9.     

9.Memahami zakat



9.1.Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal
9.2.  Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal
9.3.  Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal
9.4.  Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
Substansi zakat adalah memberikan susuatu yang kita cintai untuk orang lain dan orang tersebut mampu terangkat status sosialnya
10.   
VIII/2
10.Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber   bahan makanan
10.1. Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram dimakan
10.1.      Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan.

11.    
IX/1
Fiqih
11.Memahami hukum Islam tentang penyembelihan hewan


11.1.      Menjelaskan tatacara penyembelihan hewan
11.2.      Menjelaskan ketentuan aqiqah dan qurban
11.3.      Memperagakan cara penyembelihan hewan aqiqah dan hewan qurban

12.    

12.Memahami hukum Islam tentang Haji dan Umrah

12.1.      Menyebutkan pengertian dan ketentuan haji dan umrah
12.2.      Memperagakan pelaksanaan ibadah haji dan umrah

13.    
IX/2
Fiqih
13.Memahami tatacara berbagai shalat sunnah





13.1.      Menyebutkan pengertian dan ketentuan sholat sunnat berjamaah dan munfarid
13.2.      Menyebutkan contoh shalat sunnat berjamaah dan munfarid
13.3.      Mempraktikkan shalat sunnat berjamaah dan munfarid dalam kehidupan sehari-hari.

5.   ASPEK SKI
SKL MP PAI
KLS/ SMT
SK
KD
KET.
1. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para shahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara
VII/1
Tarikh dan kebudayaan Islam
1.Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
1.1.Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
1.2.  Menjelaskan misi nabi Muhammad untuk semua manusia dan bangsa


2.     
VII/2
Tarikh dan Kebudayaan Islam
2.Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW




2.1.Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat
2.2.  Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat
2.3.  Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah

3.     
VIII/1
Tarikh dan Kebudayaan Islam
3.Memahami Sejarah Nabi

3.1.   Menceritakan sejarah  Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
3.2.  Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah

Belum menerapkan nilai -nilai yang terkandung di dalamnya
4.     
VIII/1
Tarikh dan Kebudayaan Islam
4. Memahami sejarah dakwah Islam
4.1.  Menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan Islam   sampai masa Abbasiyah
4.2.  Menyebutkan tokoh ilmuwan muslim dan perannya sampai masa daulah Abbasiyah.
DAULAH UMAYAH TIDAK  ADA
Belum pada apa yang bisa kita ambil (ibrah)
5.     
VIII/2
Tarikh dan Kebudayaan Islam
5.Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara
5.1.  Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran
5.2.  Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi

6.     
IX/1
Tarikh dan Kebudayaan Islam
6. Memahami sejarah perkembangan Islam di Nusantara
6.1.  Menceritakan sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran
6.2.  Menceritakan sejarah beberapa kerajaan Islam di Jawa, Sumatera dan Sulawesi

7.     
IX/2
Tarikh dan Kebudayaan Islam
7.Memahami sejarah tradisi Islam Nusantara
7.1.  Menceritakan seni budaya lokal sebagai bagian dari   tradisi Islam
7.2.  Memberikan apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara.




D.                Analisis dan Pendalaman Buku Materi Pendidikan Agama Islam KELAS VIII
Berdasarkan materi yang terdapat pada kelas VIII SMP, penulis beranggapan bahwa materi yang ada didalamnya sudah cukup memadai dan sejauh ini belum ada kritik yang pemakalah lontarkan, hal ini dikarenakan materi materi sudah sesuai dengan apa yang termaktub dalam kitab-kitab Pendidikan Agama Islam klasik. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP kelas VIII adalah:


BAB 1 HUKUM BACAAN QOLQOLAH DAN RA’
a. Qalqalah secara harfiah berarti memantul/membalik. Sehingga bacaan qalqalah adalah bacaan lafaz dalam Al Quran yang memantul/membalik. Suatu lafaz dibaca qalqalah apabila :
 1. terdapat huruf qalqalah yang berharakat sukun, atau
 2. terdapat huruf qalqalah yang berharakat hidup tapi diwaqafkan (berhenti), atau
 3. terdapat huruf qalqalah yang berharakat hidup tapi di akhir ayat.
Adapun huruf qalqalah ada 5, yaitu : ب   ج   د   ط   ق
Qolqolah ada 2 yaitu
1) Qolqolqh sughra (kecil), jika berada di tengah kata seperti:    عَبْدُ
2) Qolqolah Kubra (besar), jika berada diakhir kata dan diwaqafkan contoh:
 اللهُ الصَّمَدَ
b. Hukum bacaan Ra’ adalah cara membaca ayat al qur’an jika ada ra’ mati bertemu dengan huruf  hijaiyah yang lain.
Hukum bacaan Ra’ ada 2 yaitu
1)      Tafhim (tebal)
2)      Tarqiq ( tipis)
Kedua hokum bacaan qolqolah dan Ra sudah jelas dan cukup baik pembahasannya.

BAB 2 IMAN KEPADA KITAB ALLAH
Iman kepada kitab Allah SWT berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurukan kitab-kitab-Nya kepada para Rasul-Nya untuk dijadikan pedoman hidup manusia agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kitab  yang diturunkan oleh Allah SWT di dunia ada 4 kitab, yaitu ditinjau dari segi masa turunnya, maka urutan keempat kitab itu adalah : Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran.
Adapun keutamaan Al Quran dibanding kitab lain sebelumnya:
1.      Isi kandungannya lengkap sebagai pedoman kehidupan di dunia menuju kebahagiaan akhirat.
2.      Susunan bahasanya yang sangat indah tak tertandingi
3.      Membaca dan mendengarkannya merupakan ibadah, tak ada rasa jemu bagi para pembaca maupun pendengarnya.
4.      Menjadi penawar penyakit, terutama penyakit hati
5.      Membenarkan keberadaan kitab-kitab Allah SWT yang terdahulu dan menyempurnakan hukum-hukumnya. 
6.      Sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang paling besar
7.      Berlaku untuk seluruh umat islam seluruh dunia dan berlaku sepanjang masa.
Selain kitab, Allah juga menurunkan wahyu kepada para nabi ada yang tidak dibukukan dan  berbentuk lembaran terpisah yang disebut dengan shuhuf.  Baik kitab maupun suhuf berisi Firman Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul.

BAB 3 ZUHUD DAN TAWAKAL
Zuhud mengandung arti melepaskan diri dari keterikatan kepada dunia atau melepaskan diri dari diperbudak oleh dunia tapi bukan berarti melepaskan diri terhadap kebutuhan dunia,  karena hidup tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan. Menurut Imam Ghazali, zuhud ialah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya.
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah SWT atas hasil usaha kita setelah  berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Misalnya, dalam menghadapi ulangan  kamu sudah belajar dengan sungguh-sugguh dan mengerjakan soal-soal dengan cermat dan  teliti, setelah itu kamu pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil usaha kamu kepada  Allah SWT.
Contoh lain setelah seseorang bekerja mencari nafkah dengan sungguh-sungguh, maka berapapun hasilnya nanti diserahkan kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Rizki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.
            Dalam buku paket PAI kelas VIII sudah dijelaskan tentang Zuhud dan tawakal baik itu pengertian, ayat atau dalil naqli, contoh maupun cara membiasakannya. Jadi menurut saya bab ini cukup jelas.

BAB 4 PERILAKU TERCELA
            Perilaku tercela yang dipelajari sesuai dengan kurikulum adalah ananiyah, ghadab, hasud, ghibah dan namimah.
1.      Ananiah berarti sifat mementingkan diri sendiri.
2.      Ghadab (pemarah) artinya sifat seseorang yang mudah marah.
3.      Hasad artinya menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) yang berlarut-larut terhadap keberuntungan orang lain.
4.      Ghibah adalah menceritakan keburukan atau aib orang lain.
5.      Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu dengan pihak yang lain.
Dalam buku Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak kelas VIII, karangan Multahim dkk penerbit Yudistira edisi Mei 2007, telah dibahas tentang arti, dalil naqli, contoh dan cara menghindarinya, namun, menurut saya ada kekurangan yaitu tidak dijelaskannya secara gamblang tentang akibat buruk atau bahaya besar yang yang ditimbulkan dari perilaku tercela tersebut.
Dari beberapa sumber menjelaskan tentang bahaya atau akibat buruk perilaku tercela tersebut adalah:
1.   Ananiyah
Akibat buruk bagi pelaku ananiyah adalah:
a.      Dimurkai oleh Allah, karena merasa mampu tanpa mengingat bahwa kemampuannya itu semata-mata dari Allah SWT.
b.     Sifat egois juga akan menjadikan orang lupa diri, sehingga kemampuan yang di milikinya cenderung tidak berkembang.
c.      Orang yang egois tidak dapat menjalankan peran hidupnya dengan baik. Misalnya, bila sifat egois dimiliki oleh orang tua, maka dia tidak dapat membimbing anak-anaknya dengan baik.
d.     Sifat egois juga menjadikan seseorang sulit di nasehati. Jadi kalau seseorang yang egois sudah mempunyai pendirian yang salah, maka di sulit berubah karena tidak mau diingatkan atau tidak mau menerima nasehat
2. Akibat negative dari sifat Ghadab adalah:
a.      Keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah. Kita tidak boleh memutuskan sesuatu ketika sedang dalam keadaan marah, karena sudah pasti keputusan yang di ambil pasti tidak bijaksana dan pasti keputusannya menjadi tidak adil.
b.     Pemarah menimbulkan kerusakan baik antar manusia. Orang yang mudah marah atau pemarah sulit mengontrol diri, sehingga semua yang ada di sekitarnya akan menjadi sasaran kemarahannya.
c.      Pemarah perusak hubungan baik antar manusia. Hubungan antara anak dan orang tua bisa menjadi kacau bila salah satu atau keduanya saling memarahi. Persahabatan bias menjadi tidak harmonis bahkan akan bercerai berai bila mereka tidak dapat mengendalikan marah.
d.     Dapat terjauhkan dari ampunan dari Surga Allah SWT. Di dalam hidup ini manusia diserukan oleh Allah untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan dan amal saleh, sehingga dapat meraih predikat sebagai orang yang bertaqwa. Salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah, menahan diri ketika hendak marah dan mau memaafkan kesalahan orang lain. Mereka yang seperti itu akan memperoleh ampunan Allah SWT dan Surga yang seluas langit dan bumi.[1]
3. Akibat negative dari sifat Hasud adalah:
a.   Orang yang memendam sifat hasad akan selalu berfikiran negatif.
b.  Perasaanya selalu merasa tidak tenang begitu melihat orang lain mendapatkan karunia, prestasi atau kebaikan.
c.   Kondisi kejiwaan seseorang yang demikian pasti membuat dirinya sulit maju, berprestasi, dan berkembang
d.   Dibenci Allah dan juga manusia
e.    Terhapusnya amal kebaikan ibarat api memakan kayu bakar
4. Akibat buruk sifat Ghibah adalah:
a.       Nama baik seseorang bisa hancur
b.      Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain
c.       Memutuskan persaudaraan dikalangan manusia
d.      Menimbulkan perbuatan fitnah
5. Akibat buruk sifat Namimah adalah:
a.  Namimah merupakan sebuah dosa besar  dan amat dibenci oleh Allah
b.  Orang yang berbuat namimah tidak akan dimasukkan ke dalam surga tetapi justru akan dimasukkan ke dalam neraka
c.  Namimah dikelompokkan ke dalam perbuatan fitnah, dan fitnah itu bahayanya lebih kejam dari pembunuhan
d.  Orang namimah termasuk kelompok orang munafik, karena memiliki muka dua
e.  Akibat namimah dapat memutuskan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah dua orang atau lebih
f.  Orang berbuat namimah hidupnya tidak akan tenang karena kebohongan yang diperbuatnya.[2]

BAB 5 SHALAT SUNAH RAWATIB
Salat rawatib adalah salat sunah yang mengiringi salat fardu, dilaksanakan sebelumnya maupun sesudahnya. 
1.      Jika dilakukan sebelum salat fardu disebut dengan salat rawatib qabliyah.
2.                  Jika dilaksanakan sesudah salat fardu disebut dengan salat rawatib ba’diyah
Dari segi hukum shalat rawatib ada 2 yaitu:
1.                  Sunah Mu’akad, contohnya:
a.                   2 rokaat sebelum subuh
b.                   2 rokaat sebelum zuhur
c.                   2 rokaat sesudah zuhur
d.                  2 rokaat sesudah maghrib
e.                   2 rokaat sesudah isya
2.                  Sunnah Ghairu Muakad, contohnya:
a.                   2 rokaat sebelum zuhur
b.                   2 rokaat sesudah zuhur
c.                   4 rokaat sebelum asar
d.                  2 rokaat sebelum mangrib
e.                   2 rokaat sebelum isya’
Dari penjelasan buku, sudah dibahas tentang, pengertian, dalil naqlinya, ketentuan maupun praktik pelaksanaannya. Jadi cukup jelas, namun dalam buku tidak dijelaskan tentang hokum shalat seudah subuh dan sesudah asar.
Adapun setelah subuh dan ashar, maka tidak ada shalat sunnah rawatib saat itu. Bahkan terlarang untuk shalat sunnah mutlak pada waktu itu, karena kedua waktu itu termasuk dari lima waktu terlarang. Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata:
 شَهِدَ عِنْدِي رِجَالٌ مَرْضِيُّونَ وَأَرْضَاهُمْ عِنْدِي عُمَرُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَشْرُقَ الشَّمْسُ وَبَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ 

Artinya: “Orang-orang yang diridlai  mempersaksikan kepadaku dan di antara mereka yang paling aku ridhai adalah ‘Umar, (mereka semua mengatakan) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang shalat setelah Shubuh hingga matahari terbit, dan setelah ‘Ashar sampai matahari terbenam .” ( HR. Al-Bukhari no. 547 dan Muslim no. 136[3]

BAB 6 MACAM-MACAM SUJUD
Sujud merupakan satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah SWT.  Hanya kepada Allah SWT sajalah manusia itu boleh bersujud. Adapun kepada sesama manusia kita diperintahkan untuk saling menghormati saja. Dalam pembahasan masalah sujud ini tidak dibahas secara lengkap karena ternyata tidak ada penjelasan tentang fadhilah sujud. Sujud ada 3 macam yaitu:

a.       Sujud Syahwi
Sujud sahwi adalah sujud dua kali yang dilakukan karena lupa atau ragu di dalam salat. Waktu melaksanakannya adalah setelah membaca tahiyat akhir sebelum salam.
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Para ulama berselisih pendapat mengenai sujud sahwi sesudah salam apakah disyaratkan takbiratul ihram ataukah cukup dengan takbir untuk sujud? Mayoritas ulama mengatakan cukup dengan takbir untuk sujud. Inilah pendapat yang nampak kuat dari berbagai dalil.”[4]
b.      Sujud Tilawah:
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena menemukan ayat sajdah di dalam Al Quran, baik ketika membaca/menghafal sendiri atau mendengarkannya, ketika membaca di dalam salat maupun di luar salat.
Keutamaannya Dalam sebuah hadits dikatakan, keutamaan orang yang sujud karena membaca ayat sajdah adalah setan akan lari dan menangis tersedu-sedu. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
عن أبي هريرة قال: قال رسول االله صلى االله عليه وسلم: ((إذا قرأ ابن آدم السجدة فسجداعتزل الشيطان يبكى, يقول: يا ويله, أمر بالسجود فسجد فله الجنة, وأمرت بالسجود فعصيت فلي النار)) [رواه مسلم وأحمد وابن ماجه

Artinya: Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda: "Apabila keturunan anak adam membaca ayat sajdah lalu ia sujud (tilawah), maka setan akan menjauh sambil menangis dan berkata: "Aduh celaka dan sialnya nasibku, ia diperintahkan untuk bersujud, lalu ia sujud, maka baginya adalah surga, sementara saya diperintah sujud akan tetapi saya membangkang perintah tersebut, dan bagi saya adalah neraka" (HR. Muslim, Ahmad dan Ibn Majah).
Dalam hadit-hadits lain yang menerangkan keutamaan orang-orang yang sering melakukan sujud (sujud secara umum) juga disebutkan bahwa orang yang seringkali bersujud, apabila suatu saat ia terpaksa masuk ke dalam neraka, ia akan segera dikeluarkan dari neraka itu lantaran ada bekas sujudnya. Bahkan, hanya bekas sujudlah yang tidak akan terkena lahapan api neraka.
c.       Sujud Syukur:
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan karena mendapatkan nikmat atau karena terhindar dari bahaya, bencana atau kesusahan.
Keutamaan dari syujud syukur diantaranya:
1)      Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugrah yang diterima dari Allah Swt.
2)      Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan hidayahNya.
3)      Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt dan selamat dari siksanya.[5]

BAB 7 PUASA
Puasa artinya menahan dari makan dan minum serta yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari.  Diantara puasa dalam islam ada yang hukumnya wajib yaitu:
a.       Puasa Ramadhan
b.      Puasa Kifarat
c.       Puasa nazar
Dalam buku pembahasan tentang puasa wajib ini telah jelas, namum belum disertai dengan penjelasan akibat bagi orang yang tidak menunaikan puasa wajib itu. Diantara akibat orang yang enggan melaksanakan puasa wajib adalah sebagaimana sabdi Rasulullah Saw:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya berkata,”Naiklah”. Lalu kukatakan,”Sesungguhnya aku tidak mampu.” Kemudian keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras. Lalu  aku bertanya,”Suara apa itu?” Mereka menjawab,”Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.”
 Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya,”Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya.” (HR. An Nasa’i dalam Al Kubra, sanadnya shahih)[6]
Selain itu seorang muslim yang meninggalkan berpuasa karena mengingkarinya maka dia telah kufur. Sedangkan orang yang tidak berpuasa karena malas atau lalai (dengan tetap meyakini hukum wajibnya), maka ia telah melakukan dosa besar dan kebinasaan karena tidak melaksanakan salah satu rukun Islam dan kewajiban yang penting.

BAB 8 ZAKAT 
Zakat sejumlah harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, untuk mensucikan diri maupun hartnya jika telah mencapai nishab tertentu dan dengan syarat tertentu pula.
Zakat dibagi menjadi 2 yaitu:
1.      Zakat Fitrah (zakat diri)
2.      Zakat mal (zakat harta)
Dalam buku tentang zakat ini telah dibahas dan menurut saya sudah cukup bagus dan jelas.

BAB 9 SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW
1. Nabi Muhammad SAW  membangun  masyarakat melalui  kegiatan ekonomi dan perdagangan
Pada tahun 622 M Nabi menyerukan kepada umat Islam agar pindah (hijrah) dari kota Makkah menuju Yasrib atau Madinah. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan Nabi Muhammad SAW adalah  :
a.         Negeri Makkah yang tandus membentuk sikap penduduk Makkah berwatak buruk dan tidak mampu berfikir secara jernih.
b.       Dalam sejarah umat manusia, hampir seluruh nabi yang diutus Allah tidak berkembang di negeri sendiri, termasuk Nabi Muhammad SAW. Perjuangannya di Makkah dicaci maki para pemuka dan kalangan bangsawan Quraisy,
c.         Adanya ancaman, gangguan, dan tekanan golongan kafir Quraisy semakin menjadi-jadi, termasuk mengepung rumah nabi serta hendak membunuhnya ketika nabi menyerukan umat Islam agar segera hijrah ke Madinah.
Salah satu hal yang dipikirkan oleh Nabi Muhammad saw, disamping mempersatukan sahabat muhajirin (pendatang) dengan sahabat Anshar (sahabat yang asli Madinah) adalah bagaimana  membangun kembali kegiatan ekonomi dan perdagangan. Diantara pekerjaan yang ditekuni antara lain: berdagang dan bertani sebagaimana dilakukan oleh Abu Bakar, Umar dan Ali RA.
Pada  awalnya yang menjadi pokok pikirannya adalah menyusun barisan kaum Muslimin serta mempererat  persatuan mereka, guna menghilangkan segala perbedaan dan  mengedepankan persamaan dan persaudaraan.
            Selain itu, perjuangan nabi yang dilandasi oleh keimanan yang kuat dan akhlaknya yang mulia menjadikan Nabi Muhammad Saw disegani sekaligus dihormati dan dijunjung tinggi. Karena kedamaian, ketenteraman, keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran suatu bangsa akan menjadi permanen atau tidak  ditentukan oleh keadaan moralitas (perilaku) masyarakat itu sendiri. Sehingga tidak aneh apabila seorang penyair Arab Imam Sauqi berkata “Kelangsungan suatu bangsa tergantung kepada akhlakul karimah. Oleh karena itu, kalau akhlakul karimah telah tiada hancurlah suatu bangsa itu”
            Dalam Pembahasan tentang sejarah nabi ini menurut saya sudah jelas.

BAB 10 HUKUM BACAAN MAD DAN WAQAF
Secara harfiah, “mad” mempunyai arti panjang, sehingga bacaan mad adalah bacaan panjang dalam Al Quran. Bacaan mad dibagi menjadi dua, yakni mad thabi’i (mad asli) dan mad far’i (cabang/turunan). Mad far’I terbagi menjadi 13 macam yaitu: Mad Wajib Muttasil, Jaiz Munfasil, ‘Arid lissukun, Badal, ‘Iwad, Lazim Mutsaqal Kalimi, Lazim Mukhofaf Kalimi, Lazim Mutsaqal Harfi, Lazim Mukhafaf Harfi, Layyin, Shilah, Farqi, dan Tamkin.
Menurut bahasa waqaf artinya berhenti / menahan. Menurut istilah ilmu tajwid, pengertian waqaf adalah memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya. Macam-macam waqaf antara lain: Waqaf lazim, La Waqfa Fih, Waqaf jaiz, Mustahab, Aula, Mujawwaz, Murakhas, Mutlak, Muanaqah dan lain-lain.
Dalam buku pembahasan tentang mad dan waqof  sudah baik dengan disertai contoh dan ayat yang lengkap. Jadi menurut saya sudah memadahi.

BAB 11 IMAN KEPADA RASUL ALLAH
Beriman kepada Rasul Allah maksudnya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengangkat  manusia yang dipilih-Nya untuk menjadi utusan yang wajib melaksanakan menyampaikan wahyu kepada umat manusia.
Dalam pembahasan tentang iman kepada rasul Allah, menurut saya sudah cukup baik karena sudah ada penjelasan tentang pengertian, dalil naqli, jumlah nabi dan rasul, sifat-sifatnya, tugas-tugasnya, Rasul ulul azmi dan juga fungsi beriman kepada rasul serta meneladani sifat Rasul.

BAB 12 ADA MAKAN DAN MINUM
1. Tata Krama Sebelum Makan dan Minum
a. Mencuci tangan sebelum makan
b.    Duduk dengan baik
c.    Berdoa sebelum makan atau minum
2. Tata Krama Pada Saat Makan
a. Jangan sekali-kali mencela makanan
b. Jangan makan dengan terburu-buru
c. Makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan
d. Menyantap makanan yang paling dekat
e. Menghabiskan makanan, jangan ada yang tersisa, karena kita tidak mengerti bagian mana yang mengandung berkah
f. Tidak meniup makanan dan minuman karena panas
3.Tata Krama Sesudah Makan
a.    Membersihkan tangan dan mulut setelah makan.
b.    Berdoa setelah makan atau minum
Pembahasan dalam buku ini juga sudah cukup baik





















BAB III
PENUTUP

Simpulan
            Setelah saya amati dan analisis ternyata di dalam buku pelajaran Pendidikan Agama Islam  Kelas VIII memang materi yang disajikan sudah sesuai, namun terdapat sedikit kekuranglengkapan pada beberapa materinya terutama pada Bab Perilaku tercela tidak di jelaskan bahayanya bagi orang yang melakukannya, dan Bab shalat rawatib yang tidak menjelaskan hokum bagi orang yang melaksanakan rawatib sesudah subuh dan asar.





















DAFTAR PUSTAKA
Al Asqolani Ibnu Hajar, Fathul Bari, , 3/99, Darul Ma’rifah, 1379
Sulaiman Rasyid,Fiqih Islam, Sinar baru Algesindo, Bandung, cet.46 Mei 2010
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar